Kontroversi “Vaksin Nusantara”.
Belakangan ini vaksin nusantara berhasil menarik perhatian dan menjadi konsumsi hangat publik. Seperti yang kita ketahui, vaksin nusantara adalah vaksin Covid-19 yang saat ini sedang mencoba dikembangkan dan rencananya akan di uji di indonesia.
Menurut sumber Tempo.co, sayangnya sejumlah epidemiolog mengkritik sikap tim peneliti vaksin nusantara yang diduga mengabaikan ketentuan yang berlaku dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga uji klinis tersebut berjalan secara tidak steril. Hal ini dinilai sangat beresiko dan bisa membahayakan publik.
Tim peneliti vaksin nusantara yang diasuh langsung oleh mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto ini sepertinya tidak mendengarkan peringatan yang dilayangkan dari BPOM. Mereka akan tetap melakukan uji klinis tahap II walaupun ditahap pertama mereka gagal mengantongi izin dari BPOM.
Dibalik banyaknya kontroversi yang terjadi perihal vaksin nusantara ini, nyatanya banyak politikus maupun pejabat yang ikut berperan menjadi relawan vaksin nusantara. Mereka semua ikut serta untuk diambil sampel darahnya dan seterusnya akan diuji selama satu minggu kedepan. Mulai dari Siti Fadilah (mantan menteri kesehatan masa kepemimpinan SBY), Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo (mantan panglima TNI), Aburizal Bakrie, dan lain-lain. sehingga banyak sekali isu-isu yang terdengar bahwasannya bisa jadi penelitian vaksin nusantara ini tidak luput dari drama-drama politik yang tidak kita ketahui kebenarannya.
Adapun yang menjadi perhatian publik selanjutnya ialah anggaran dana yang cukup besar yang dibutuhkan untuk melakukan uji klinis penelitian vaksin nusantara tersebut. Saat ini anggaran dana yang dibutuhkan sudah menyentuh angka RP29 Miliar bahkan masih bisa bertambah dan belum bisa dipastikan dana keseluruhan yang dibutuhkan sejak dilakukannya penelitian dari bulan oktober 2020 silam sampai akhir nanti.
Mengutip dari CNN Indonesia, benar bahwasannya penelitian tersebut didanai oleh negara, namun pada saat menteri terawan tidak menjabat lagi sebagai menteri kesahatan, anggaran tersebut sudah dihentikan sehingga dana yang digunakan belum sebanyak RP29 Miliar. Tidak bisa dipastikan berapa jumlah dana yang sudah mengalir akan tetapi, dana itu murni digunakan untuk membeli peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk penelitian vaksin nusantara tersebut.
Walaupun banyak sekali pro dan kontra terkait dengan adanya penelitian vaksin nusantara ini, kita harapkan semoga pandemi covid-19 ini bisa segera berlalu agar proses perekonomian maupun kesejahteraan rakyat bisa berjalan normal kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar