Kamis, 27 Mei 2021

Fokus Pada Satu Hal

 

    Kemarin ketika saya mencoba untuk beristirahat pada malam hari, tiba-tiba saja saya terlintas ingin membuka usaha kecil-kecilan thrift alias menjual barang-barang bekas pakai seperti berbagai jenis pakaian branded asal luar negeri bahkan saya juga sudah mencari suplier dan mencoba menanyakan beberapa hal agar usaha thrift diminati. Belakangan ini dari hasil pengamatan saya, usaha thrift sudah mulai diminati dan berjalan baik di kota langsa. Peminatnya rata-rata anak remaja. Dengan harga yang begitu murah, mereka sudah bisa mendapatkan baju kualitas terbaik yang masih layak pakai walaupun second. Namun saya lagi lagi teringat bahwasannya tugas saya sekarang ini hanyalah belajar dan fokus saja terhadap perkuliahan saya, namun karena sudah terbiasa sedari beberapa tahun yang lalu saat tahun-tahun pertama saya lulus SMA, saya sudah memutuskan untuk mencoba mandiri. Bekerja sana sini selain untuk mendapatkan uang juga mencari ilmu. Bisa menghasilkan uang sendiri bagi saya adalah suatu hal yang membanggakan. Sudah terbiasa mencari uang sehingga ketika saya hanya berdiam diri dan tidak bisa menghasilkan seperti ini jadinya seperti ada yang kurang. Tetap saya ingat peringatan dari ibu saya untuk tetap fokus kuliah dan jangan coba-coba untuk bekerja. Walaupun sebenarnya begitu membosankan, namun saya harus bisa menyekesaikan perkuliahan saya duu sesuai planning yang sudah saya pikirkan. Bisa selesai tepat pada waktunya dengan nilai yang baik adalah keinginan saya. Semoga kedepannya bisa terwujud. Amin.

Pengorbanan di Setiap Pilihan

Berhenti berjualan, harus menjual gerobak jualan sejujurnya bukan hal yang gampang untuk saya pribadi. Terasa sekali awal-awal saya menggunakan uang pribadi saya untuk modal jualanan tersebut. Uang tersebut juga saya dapatkan tidak dengan cara yang gampang. Saya harus bekerja selama beberapa bulan bari bisa mengumpulkan uang tersebut. Tapi setelah 2 hari saya posting gerobak yang ingin saya jual, hari ini sudah ada yang bertanya terkait penjualanan gerobak tersebut. Sepertinya ada yang tertarik membelinya. 3 tahun harus saya relakan suka duka selama berjualan. mungkin ini pilihan terbaik, dari sini saya bisa mulai fokus menjalankan perkuliahan saya dulu dengan baik, kedepannya jika saya sudah benar-benar siap untuk membuka usaha lagi, baru saya bisa mencoba kembali. Beberapa teman juga mengajak saya untuk join ke usaha mereka. Tapi balik lagi saya berpikir, merintis usaha seorang diri saja rasanya sudah sulit. Bagaimana jika harus merintis usaha berbarengan dimana menyatukan satu ide tidaklah mudah. Masing-masing orang punya isi kepala yang berbeda dan terkadang perbedaan pendapat maupun pemikiran malah bisa merugikan satu sama lain nantinya. Sepertinya jalan satu-satunya memang harus beristirahat dari dunia perdagangan sebentar. Fokus pada satu hal saja dulu. semoga kedepannya bisa diberi rejeki yang cukup untuk saya bisa mewujudkan mimpi dan keinginan saya yang sudah terpikir sejak lama.

 

Rejeki Datang Dari Arah Yang Berbeda

 

    Selain berjualan bermacam jenis kue, jika lebaran sudah berakhir seperti ini saya biasa berjualan online juga. mulai dari mie pedas, bakso dan camilan anak remaja yang saat ini sedang banyak- banyaknya di gemari. Karena harus berjualan dari rumah jadi pemesanan hanya bisa dilakukan secara online melalui sosial media saya saja. Dari hasil penjualan ini juga lumayan walaupun keuntungan yang saya raup tidak terlalu banyak, akan tetapi cukup untuk uang saku saya dan tidak payah meminta kepada orangtua. Sebenarnya selain saya menjual makanan secara online, saya juga membuka lapak jualan di daerah kampung jawa dimana juga banyak dari pedagang lain yang berkumpul disana. Sudah jalan 3 tahun saya berjualan disana, namun mulai dari tahun kemarin saat pandemi mulai merebak penghasilan yang saya dapatkan menurun dan alhamdulillah nya saya bisa mengembalikkan kerugian dengan baik sehingga penjualanan tetap bisa berjalan normal. Sayangnya karena kesibukan kuliah dan beberapa hal yang tidak mendukung untuk saya berjualan, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti berjualan sejenak. Parahnya lagi, setelah habis hari raya idul fitri isu- isu bahwa virus covid-19 sudah kian merebak di kota langsa, akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan penjualanan kembali. Setelah saya melakukan sharing kepada orangtua saya agar tidak salah mengambil langkah. Ternyata jalan terbaik satu-satunya saya harus berhenti berjualan di lapak jualanan.

Yang Sulit, Semoga Dimudahkan

     Seperti biasa kali ini saya menjalankan kegiatan saya seperti biasanya. Membereskan pekerjaan rumah terlebih dahulu dan selanjutnya membantu ibu saya untuk membuat rempeyek orderan pembeli. Selain mengurus rumah tangga, ibu saya juga suka berjualan rempeyek. Mulai dari rempeyek kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai dan udang. Kami biasa menggoreng rempeyek mulai dari siang hari hingga sore hari. Kalau hari-hari biasa seperti ini, tidak terlalu banyak orderan yang masuk, hanya sekitaran 2-5 kg saja setiap harinya. Tetapi tepat pada saat mendekati lebaran idul fitri yang lalu, orderan rempeyek benar-benar meningkat. Bahkan kami harus membuatnya dari pagi hingga malam hari. Tidak hanya rempeyek saja, jika hari-hari tertentu seperti hari raya idul fitri maupun idul adha, kami biasa menerima orderan bermacam-macam  jenis kue mulai dari kue goreng - gorengan maupun kue mentega. Kata ibu saya, daripada hanya berdiam diri di rumah saja lebih baik kita menggunakan waktu kita sebaik mungkin agar lebih produktif dan juga bisa menghasilkan. Walaupun sedikit melelahkan tetapi ketika sudah medapatkan hasil maka lelahnya kita sudah terbayar lunas. Tetap berada di dalam rumah, tidak harus bekerja dengan orang lain, sesekali paling hanya mengantar pesanan orang kerumahnya. Setelah itu hasil dari penjualan bisa di tabung untuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan kuliah saya.

Minggu, 23 Mei 2021

Tertatih dan Terlatih

 Beberapa hal memang harus tertatih dulu baru akhirnya terlatih. 

Jatuh, bangun lagi. 

Kalau capek ya istirahat nggak ada salahnya asal jangan berhenti untuk mencoba.

Masing-masing dari kita sebenarnya sudah ada porsi bahagianya masing-masing. Mungkin untuk hasil akhir yang baik memang harus capek dahulu, harus pakai air mata juga kemungkinan. 

Untuk semua kerja keras kita, saya yakin nantinya akan ada bayaran yang setimpal. 

Usaha kita mungkin bisa dalam bentuk yang berbeda, tapi untuk hasil akhirnya sudah pasti kita mengharap hal baik untuk kedepannya. 


   Kalau hari ini kita cuma bisa minta uang orangtua, berdoa saja semoga kelak kita yang memberi uang orangtua. 

Maka dari itu kalau sekarang ini mungkin rasa-rasanya ingin menyerah, coba kembali tekankan pada diri kalau mau hasil baik ya harus siap capek. Orang bilang, usaha tidak akan mengkhianati hasil dan saya percaya kata-kata itu. 

    Saat ini mungkin momennya sudah pas sekali untuk kita tertatih-tatih terlebih dahulu sampai akhirnya nanti kita akan terlatih. Terlatih menghadapi dunia yang tidak selalu berpihak pada kita. Untuk hasil akhir yang baik nantinya, saya harap semoga semuanya berjalan sesuai planning ya. Usaha dan berdoa yang tidak boleh terlupa. 


Sabtu, 22 Mei 2021

Manusia, Pendosa Yang Mengharapkan Surga

    Pernah dengar tidak, mengapa orang baik cenderung lebih cepat dipanggil sama allah?

    Wallahua'lam. saya tidak tau jawabannya. yang pasti, setiap kali manusia harus kembali ke pangkuan tuhan yang maha esa bisa saja dikarenakan waktu kita sudah cukup, sudah habis. dunia dan seisinya sudah bukan lagi milik kita. waktu untuk menebus segala dosa-dosa di dunia sudah berakhir. kita yang merasa pendosa ini hanya tinggal menanggung kesalahan kita semasa hidup. 

Orang jahat. Memang apa sih perbedaan antara orang jahat dan orang baik?

    Menurut saya begini, bukan orang jahat tetapi lebih tepatnya orang yang belum baik saja. kita semua sama pastinya. sama-sama pernah berbuat dosa, melakukan kesalahan, kadang mungkin juga menyakiti hati orang lain tanpa kita sadari. mungkin kesalahan yang kita lakukan bisa saja berbeda-beda padahal sama-sama berdosa. makanya stigma seperti orang baik dan orang jahat itu sudah terlanjur tertanam di pikiran kita masing-masing padahal semua orang baik namun satu kejahatan yang dilakukan bisa saja menutupi seribu kebaikan, begitupun orang baik karena sebaik apapun seseorang pasti sekali-kali dia pernah berbuat dosa juga. 

    Maka dari itu, akan lebih baik jika kita berlomba-lomba untuk memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu ketimbang menilai-nilai orang lain. yang pantas menilai kita baik dan jahat hanya allah swt. sesama manusia sama sekali tidak memiliki hak akan hal itu. perbaiki diri sendiri terlebih dahulu, melakukan banyak kebaikan agar bisa menjadi tabungan jika kelak harus kembali pulang ke rahmatullah. terkadang manusia lupa, berusaha mengomentari diri orang lain namun lupa memperbaiki diri sendiri. semoga kita terhindar dari segala hal-hal yang dapat menyakiti perasaan orang lain. amin.

Lebaran dan Setelahnya

    Lebaran kali ini benar-benar terasa sangat berbeda sekali. tahun pertama tanpa nenek ditambah pandemi covid-19 yang kian merebak di kota langsa menjadikan momen lebaran seperti biasa saja. banyak dari saudara-saudara saya yang biasanya selalu mudik setiap tahun kali ini harus bersabar karna jalan di perbatasan harus di tutup yang menandakan larangan mudik. tidak bisa berkumpul dan berjabata tangan secara langsung bersama mereka yang jauh di luar kota. hanya sebatas bersama keluarga kecil dirumah yang setelah shalat hari raya bersama lalu dilanjutkan dengan momen saling bersalaman meminta maaf, ya seperti itulah kira-kira. 

    Lebaran yang biasanya jadi momen paling menyenangkan dan penuh sukacita kali ini sedikit banyaknya pasti ada yang berbeda. harapan semoga pandemi segera berakhir berkali-kali diucapkan oleh jutaan orang namun, hingga dua kali lebaran pandemi belum juga berakhir. 

    Hingga lebaran ketiga rasanya momen lebaran semakin hilang, kue-kue kering juga masih bersisa karena tamu hanya datang dari orang-orang terdekat saja. lebaran paling sepi untuk kedua kalinya. namun, sedikit banyaknya saya bersyukur masih bisa dipertemukan oleh lebaran kali ini. semoga lebaran tahun depan masih bisa dipertemukan kembali dan harapan pandemi segera berakhir bisa menjadi kenyataan. amin.

    Setelah lebaran usai, mungkin beberapa kegiatan yang dijalankan kembali normal seperti sebelumnya. orang lain banyak yang menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan, menghabiskan waktu di pantai, air terjun, dan tempat-tempat wisata lainnya. namun karna taun ini sedikit kurang bersemangat dan sepertinya berjalan-jalan dan berkerumun beresiko penularan covid akhirnya saya sekeluarga hanya memutuskan untuk berdiam diri dirumah saja. perkuliahan sepertinya juga harus dilakukan secara daring kembali mengingat banyak di sekitaran pemukiman kampus beberapa warga sudah positif covid. intinya, jaga kesehatan dan selalu menggunakan masker saat bepergian supaya kita semua terhindar dari pemaparan virus covid-19.

Jumat, 21 Mei 2021

Boleh Berhenti Sejenak Asal Jangan Menyerah.

 "Kamu gak boleh gagal".

"Kamu harus sukses".

"Kamu harus kuat".


Kalimat penyemangat dari banyak orang yang harusnya berdampak baik bagi diri sendiri terkadang di beberapa momen malah seperti tuntutan untuk diri kita. 

Pernah merasa seperti itu? 


Seakan-akan manusia gak boleh gagal. Padahal harusnya gak masalah gagal asalkan jangan lupa caranya bangkit lagi. 


Harus sukses tapi gak boleh gagal. Malah menurutku, "siap suskes harus siap gagal". Bahkan harus siap untuk kegagalan yang berulang-ulang. 


Manusia juga gak harus selalu kuat. Untuk apa kuat kalau nyatanya kita malah sedang rapuh-rapuhnya? 


Ketika merasa ingin menyerah, coba lakukan hal ini.

Sesekali melemahlah, menangislah sejadinya. Tangisi apa yang pantas ditangisi. Kegagalanmu, jalan berat, dan masalah-masalahmu. 

Setelah itu, merendahlah. Ceritakan banyak hal berat itu ke Tuhan. Mintalah banyak keringanan dan kemudahan.

Setelah merasa lega, coba lagi, bangkit lagi. 

Barulah kalimat, "semangat ya!" yang kita butuhkan.


Gagal bukan dosa besar, jadi tidak perlu takut. 

Jatuh, bangun lagi. 

Gagal, bangkit lagi. 

Yang terpenting setelah meninggi, jangan lupa diri.

Minggu, 02 Mei 2021

daily stories

 

26 april 2021

Semenjak rutin menulis beberapa minggu ini, sedikit banyaknya melatih saya untuk lebih disiplin waktu dan imajinatif. Apapun yang saya alami, saya harus mampu menuangkannya kedalam tulisan. Jujur saya senang setelah beberapa waktu lalu saya sempat berhenti menulis akhirnya kini kembali menekuni hobi saya lagi. Tidak salah kan jika saya katakan menulis itu adalah teman?. Bukan hanya saya, saya yakin banyak diluaran sana yang merasa lebih lega setiap selesai menulis. Menuangkan banyak pemikiran-pemikiran dan permasalahan hidup kedalam tulisan sejujurnya sedikit payah. Ditambah lagi jika kita tidak terbiasa menulis, akan tetapi untuk menghindari hal-hal seperti tidak memiliki ide untuk menulis, tidak bernafsu menulis dan lain sebagainya. Kita bisa memulai dengan cara seperti ini, menulis hal-hal sederhana yang kita alami, berjalan-jalan, bermain bola, menonton televisi dan apapun itu boleh dicoba untuk menuangkannya ke dalam tulisan. Sedari SD saya sudah suka menulis. Bahkan hal-hal kecil seperti mendapat peringkat 5, dimarahi mamak, tidak mengerjakan pr, berkelahi dengan teman pokoknya hal apapun itu selalu saya tuangkan kedalam tulisan. Sekarang ini, setiap kali saya membaca tulisan saya beberapa tahun yang lalu tersebut, saya tertawa. Menertawakan kekonyolan saya waktu itu.   Namun,saya  juga bersyukur karena sedari dulu memilih menulis sebagai hobi saya. Menulis benar-benar teman untuk saya. Teman baik.

 

27 april 2021

“gimana hari ini? baik-baik aja kan?”.

Saya selalu senang setiap kali mendapat pertanyaan seperti ini apalagi dari orang-orang terdekat. Selelah apapun saya pasti akan baik-baik aja ketika ada pertanyaan seperti itu terlontar. Seperti punya rumah untuk mengadu, melepas penat dan hal apapun yang bikin capek. Sederhana memang, namun berarti buat saya. Sesederhana itu tenang menurut saya. Merasa bahwa oh saya punya orang-orang yang peduli, orang-orang yang selalu khawatir tentang saya. Lagi-lagi saya selalu bersyukur atas semua hal menyenangkan. Rasanya secapek apapun, saya bakalan tetap senyum dan ngejawab, “baik-baik aja kok” jika ada pertanyaan seperti itu yang terlontar. Sebegitu berpengaruhnya orang-orang terdekat buat saya. Merasa dicintai, dikhawatirkan, dan dilindungi. Saya anak bungsu dari 3 bersaudara, entah berpengaruh atau tidak tetapi terkadang beberapa hal membuat saya sangat manja dan terkadang sedikit merepotkan. Tapi percayalah, sebenarnya saya mandiri. Hanya saja terkadang sifat manja dan kekanakan seringkali keluar ketika mood saya tidak baik-baik saja.

 

 

28 april 2021

Tidak terasa sebentar lagi sudah mau lebaran. Pertemuan kedua puluh satu antara saya dengan lebaran. Akan sangat bersyukur apabila saya bisa dipertemukan oleh lebaran tahun ini. walaupun sejujurnya sedikit ada yang kurang karena untuk pertama kalinya lebaran kali ini tanpa nenek. Kehilangan selalu berbekas, kepergian selalu meninggalkan baik itu suka maupun luka. Nenek orang terbaik yang aku punya setelah orangtua. Sedari kecil saya dititipkan ke nenek karena kedua orangtua saya harus bekerja. Nenek juga satu-satunya orang yang membela saya setiap kali saya melakukan kesalahan. Tahun lalu nenek pergi untuk selamanya karena penyakit jantung yang nenek derita. Saya sudah ikhlas, benar-benar ikhlas. Beberapa kali tulisan saya tentang nenek bukan karena saya belum rela, hanya saja ingin mengenang nenek. Lebaran kali ini, harus lebih baik ya walaupun tanpa nenek.

 

29 april 2021

Wajar tidak sih sesekali kita merasa nggak percaya diri? Apalagi dapat lontaran kata-kata yang kurang enak dari orang lain yang sebenarnya meraka tidak tahu apapun soal jalan hidupnya kita. Bukan kritikan, namun lebih terkesan menjatuhkan. Sedikit cerita saya menunda perkuliahan saya selama 2 tahun. awalnya ada yang berkata, “kenapa gak lanjut kuliah? Kan sayang Cuma tamatan SMA”. Dan setelah saya memutuskan untuk berkuliah kembali lagi dapat kata-kata, “ngapain anak perempuan kuliah? Nanti juga ujung-ujungnya menikah dan didapur kerjaannya”. Dan kata-kata ini saya dapatkan dari satu orang yang sama. Seringkali saya menertawakan hal-hal seperti ini. bagaimana bisa satu orang yang sama tapi bisa berbeda-beda pemikirannya? Jujur awalnya saya sempat kepikiran, sempat bergantung sama ocehannya orang lain ketimbang percaya sama diri saya sendiri. Sekarang ini saya paham, sejatinya manusia hanya ingin dipercaya orang lain tetapi lupa untuk percaya kepada dirinya sendiri. Maka dari itu, saat ini saya hanya mencoba percaya kepada diri saya sendiri terlebih dahulu baru setelah hal itu berhasil baru orang lain yang bisa menilai.

 

30 april 2021

Di bulan ramadhan ini sudah tidak asing dengan yang namanya acara bukber (buka bersama). Mulai dari teman SD, SMP,SMA bahkan Kuliah. Semuanya sibuk mengadakan bukber sekalian reuni. Tapi dalam beberapa tahun belakangan, acara bukber yang sering saya ikuti lebih ke ajang unjuk gaya dan pamer harta. Apapun yang dilakukan hanya untuk pamer postingan di media sosial, memperlihatkan postingan siapa yang paling wah, mulai dari posting makanan, gaya pakaian dan ruang lingkup pertemanan. Sesampainya disana bukannya mengobrol banyak hal apa saja yang dilakukan selama berpisah bertahun-tahun lamanya, tetapi lebih ke basa-basi sekedarnya lalu foto sana foto sini sambil ngobrolin harga handphone siapa yang paling mewah. Apakah sudah menjadi budayanya? Bukber berkedok pamer kelebihan?. Ah peduli apa, kita hanya tinggal memilih kan, mana yang memang bukber sungguhan yang mementingkan kebersamaan atau hanya sekedar bukber berkedok yaa begitulah ehehe.

 

01 mei 2021

            Hari ini senang sekali karena bisa buka puasa bersama keluarga dari mamak saya. Hal- hal seperti ini yang selalu ditunggu setiap tahunnya. Semua berkumpul ditempat yang sama dan saling menceritakan hal-hal sederhana dalam rumah tangga masing-masing. Sedikit cerita mamakku anak ke 12 dari 15 bersaudara. Bisa dibayangkan bagaimana suasana buka bersama kami? Benar-benar ramai dan penuh kebahagiaan. Keluarga mamak saya lumayan besar, alhamdulillah sampai sekarang semuanya masih sehat walafiyat dan hanya satu orang yang sudah berpulang. Ditengah-tengah kesibukan masing-masing mereka selalu menyempatkan waktu setahun sekali untuk berkumpul seperti ini. walaupun nenek dan kakek sudah berpulang, keluarga tetaplah keluarga. Kami tetap akrab sesama dan saling membantu juga. saya percaya, keluarga selalu memiiki peran penting dalam hidup masing-masing dari kita. Jikalau bisa, jangan sampai di dalam keluarga ada permusuhan.

 

02 mei 2021

Hanya cukup menerima keadaan baik hari ini dan detik ini dengan perasaan lega. Hari ini sudah dipertemukan oeh banyak sekali orang baik. Orang baik yang mensupport saya baik dari kata-kata  maupun materi. Diberi banyak kebahagiaan benar-benar membuat saya sangat bersyukur. Orangtua lengkap, keluarga sederhana yang manis, dan di kelilingi oleh orang-orang baik hati. Hidup selama 21 tahun sejujurnya telah mengajarkan saya banyak sekali pengalaman yang berarti, beberapa kali memang sempat merasa terpuruk. Namun, saya selalu mencoba memikirkan hal-hal yang baik saja agar apapun masalahnya, saya bisa menyelesaikannya dengan baik pula. Kadangkala memang sedikit berat ketika kita berada dalam masalah yang sebelumnya  tidak pernah terbayangkan, namun kembali lagi  keluarga, teman dan orang-orang yang ada di sebelah kita pasti selalu mampu menjadi alasan untuk apa kita hidup sejauh ini. jadi bertahan dan berusahalah untuk banyak hal baik.

Fokus Pada Satu Hal

       Kemarin ketika saya mencoba untuk beristirahat pada malam hari, tiba-tiba saja saya terlintas ingin membuka usaha kecil-kecilan thr...